Bali – Fransiskus, Pembina Perkumpulan Pemuda Dayak (Perpedayak) dan Pasukan Lawung Bahandang, memperkenalkan pakaian adat Dayak Tunjung Benua kepada turis internasional dalam acara budaya yang digelar di Bali pada 1 Februari 2025 – 6 Februari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan warisan budaya Dayak kepada dunia serta meningkatkan kesadaran global akan keindahan dan keunikan budaya asli Kalimantan.
Pakaian adat Dayak Tunjung Benua dikenal memiliki motif khas yang melambangkan nilai-nilai kehidupan dan filosofi masyarakat Dayak. Dalam acara ini, para turis diberikan kesempatan untuk mengenakan pakaian adat tersebut serta mendapatkan penjelasan mengenai makna di balik setiap motif dan aksesorinya.
Menurut Fransiskus, pengenalan pakaian adat kepada dunia internasional merupakan langkah penting dalam menjaga kelestarian budaya Dayak. “Kami ingin budaya Dayak semakin dikenal dan dihargai di tingkat global. Dengan memperkenalkan pakaian adat ini, kami berharap masyarakat dunia lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya kami,” ujarnya.
Selain pengenalan pakaian adat, acara ini juga diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional Dayak, seperti tarian khas, musik etnik, serta pameran kerajinan tangan yang menggambarkan kekayaan budaya Kalimantan Timur. Para turis tampak antusias dan berinteraksi langsung dengan para pelaku budaya Dayak.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan budaya Dayak semakin mendapatkan perhatian internasional dan mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk datang dan mengenal lebih dalam warisan budaya suku Dayak.