SuaraEtam, Samarinda – Fransiskus, Pembina Pasukan Merah Dayak Kutai Kartanegara, melakukan perjalanan ke Bali pada tanggal 1 Februari – 6 Februari dalam rangka mempererat hubungan baik dengan turis mancanegara. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mengenalkan budaya Dayak serta memperluas jejaring internasional demi kepentingan masyarakat adat.
Pasukan Merah Dayak dikenal sebagai penjaga tradisi dan budaya Dayak yang memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai leluhur serta ketahanan adat di Kalimantan Timur. Dalam kunjungannya ke Bali, Fransiskus berinteraksi dengan wisatawan asing untuk memperkenalkan warisan budaya Dayak, termasuk tarian tradisional, seni ukir, serta filosofi kehidupan masyarakat adat.
Menurut Fransiskus, hubungan baik dengan turis mancanegara dapat menjadi jembatan bagi masyarakat Dayak untuk lebih dikenal di dunia internasional. “Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa budaya Dayak adalah bagian penting dari keberagaman Indonesia yang patut dilestarikan dan dihargai,” ujarnya.
Bali dipilih sebagai tempat pertemuan karena merupakan pusat wisata yang banyak dikunjungi oleh turis dari berbagai negara. Interaksi dengan para turis diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi budaya, baik dalam bentuk pertukaran seni, pameran budaya, maupun peluang ekonomi bagi masyarakat adat.
Dalam perjalanannya, Fransiskus juga bertemu dengan beberapa komunitas budaya dan pelaku pariwisata di Bali. Mereka membahas kemungkinan kerja sama dalam mempromosikan seni dan tradisi Dayak melalui festival atau acara internasional yang rutin diadakan di Pulau Dewata.
Langkah yang diambil Fransiskus ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas Dayak di Kutai Kartanegara. Mereka berharap upaya ini dapat memperkuat identitas budaya Dayak sekaligus membuka jalan bagi pengakuan global terhadap keberadaan masyarakat adat di Kalimantan.
Dengan semangat kebersamaan dan keterbukaan, diharapkan hubungan baik yang terjalin antara masyarakat Dayak dan wisatawan mancanegara dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, baik dalam aspek budaya, sosial, maupun ekonomi.