Suaraetam.com,– Demokrasi bukan hanya soal memilih, tetapi juga tentang didengar dan mendengar. Semangat inilah yang diusung dalam Etam Bekesah, sebuah platform interaktif yang digagas oleh Linimasa.co dan pada edisi perdananya berkolaborasi dengan Pemuda Sanga-Sanga. Dengan mengusung tagline #samasamabersuara, acara ini menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan gagasan mereka secara langsung kepada para pemimpin dan calon pemimpin.
Bertempat di Kedai 27 Januari (GREEN 99 Guest House), kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menghidupkan kembali demokrasi partisipatif di Kutai Kartanegara. Warga dari berbagai kalangan hadir, berdiskusi, dan menyuarakan pemikiran mereka terkait persoalan daerah yang selama ini kerap terabaikan.
Edisi perdana Etam Bekesah menyoroti tiga isu utama: keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan, transparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta pembangunan yang berbasis pada kebutuhan nyata warga. Ibnu Wahyudi, Project Manager sekaligus Ketua Panitia, menegaskan bahwa inisiatif ini hadir untuk memastikan suara rakyat diperhitungkan dalam setiap langkah pembangunan.
“Kami ingin memastikan bahwa warga, baik anak muda maupun orang tua, memiliki ruang untuk menyampaikan harapan dan kegelisahan mereka secara langsung. Ini adalah langkah awal menuju tata kelola yang lebih terbuka dan inklusif,” ujar Ibnu Wahyudi dalam sambutannya.
Acara ini dipandu oleh Anatasya Fibriyan, presenter PKTV, bersama Garin Yuda Primaditya, pemuda progresif dari Samarinda. Diskusi berjalan dinamis dengan kehadiran tokoh masyarakat Kutai Kartanegara, Alif Turniadi, yang memberi tanggapan dan refleksi atas berbagai aspirasi yang disampaikan.
Salah satu segmen yang paling menarik perhatian adalah “Kotak Harapan”, sebuah wadah tempat warga menuliskan harapan mereka untuk Kecamatan Sanga-Sanga dan Kutai Kartanegara. Setiap catatan yang masuk ditanggapi secara langsung oleh narasumber, menciptakan interaksi yang jujur dan penuh empati antara masyarakat dan pemimpin.
Lebih dari sekadar forum diskusi, Etam Bekesah menjadi bukti bahwa masyarakat bukan hanya objek pembangunan, tetapi juga subjek yang memiliki hak untuk menentukan arah dan prioritasnya. Melalui dialog terbuka seperti ini, warga tidak hanya mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang kebijakan publik, tetapi juga terdorong untuk terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan.
Keberhasilan edisi perdana ini menjadi tonggak awal bagi Etam Bekesah untuk terus berkembang sebagai ruang yang memperjuangkan demokrasi yang lebih terbuka, transparan, dan partisipatif. Dengan semangat #samasamabersuara, harapan baru bagi Kutai Kartanegara mulai disemai.
Penulis : Deo
Editor : Geo
Sumber Berita : SUARAETAM.COM