Suara Etam – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat dengan memanfaatkan 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program menyatakan bahwa dapur-dapur ini akan menyediakan makanan bergizi untuk 3 juta penerima manfaat pada tahap awal. Sasaran utamanya adalah peserta didik mulai dari SD hingga SMA, santri, balita, serta ibu hamil dan menyusui. “Tahap awal, setiap dapur akan memproduksi 3.000–3.500 porsi makanan per hari,” ujar Lalu Muhammad Iwan Mahardan, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Minggu (5/1/2025).
Sebaran Dapur Fokus di Daerah Prioritas
Dari total 190 dapur, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak, yaitu 57 titik, diikuti Jawa Tengah dengan 36 dapur, dan Jawa Timur 31 dapur. Selain itu, dapur MBG juga tersebar di Aceh, Bali, Kalimantan Timur, Papua Barat, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur.
Walaupun tahap awal dimulai dengan jumlah dapur yang lebih sedikit dari rencana awal (937 titik), BGN memastikan sebarannya tidak hanya berpusat di Pulau Jawa. “Kami fokus mendirikan dapur di daerah yang masih kekurangan gizi, terutama wilayah miskin di luar Jawa,” jelas Lalu Muhammad Iwan.
Misi Besar di Balik Program MBG
Program MBG menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memerangi masalah gizi buruk di Indonesia. Keberadaan dapur ini diharapkan tidak hanya membantu mencukupi kebutuhan nutrisi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.
Tahap selanjutnya, BGN menargetkan pembangunan lebih banyak dapur agar menjangkau seluruh kabupaten dan kecamatan di Tanah Air. Dengan inisiatif ini, Indonesia diharapkan semakin dekat menuju cita-cita sebagai bangsa yang sehat, kuat, dan berdaya saing.